Sabtu, 27 November 2021

Ketawadhu’an Rasulullah Dalam Penyebutan Aku Hanyalah Manusia Biasa

SIFAT TAWADHU’ Ketawadhu’an Rasulullah Dalam Penyebutan Aku Hanyalah Manusia Biasa Dari Umar bin Kaththab Radhiallaahu anhu ia berkata: Rasulullah pernah bersabda: "Janganlah kamu sanjung aku (secara berlebihan) sebagaimana kaum Nasrani menyanjung 'Isa bin Maryam alaihisSalam secara berlebihan. Aku hanyalah seorang hamba Allah, maka panggillah aku dengan sebutan: hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Abu Daud) Tenangkanlah Dirimu! Ibnu Mas’ud ramenceritakan,seorang laki-laki datang menemui Rasulullah. Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah berkata kepadanya, “Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng.” (HR. Ibnu Majah) Sederhana Dalam Penyebutan ‘Abdulloh bin asy- Syikhkhir berkata, “Ketika aku pergi bersama delegasi Bani ‘Amir untuk menemui Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam, kami berkata kepada beliau, “Engkau adalah sayyid (penguasa) kami!” Seketika Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab, “Assayyidulloohu tabaaroka wa ta’ala”, Sayyid (penguasa) kita adalah Allah Tabaaroka Wa Ta’ala!” Lalu kami berkata, “Dan engkau adalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya”. Serta merta beliau mengatakan, “Katakanlah sesuai dengan sewajarnya, atau seperti sebagian ucapan kalian dan janganlah sampai kalian terseret oleh Syaithan.”(HR. Abu Dawud) Jangan Mengatakan Begitu Dari ar-Robi' binti Mu'awwidz berkata;Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menemuiku pada pagi hari dan membangunkan aku. Lalu beliau duduk di atas tikarku seperti posisi dudukmu di hadapanku ini. Saat itu, ada dua budak wanita sedang menabuh gendang sambil bersenandung mencela orang-orang yang terbunuh dari kalangan orangtua mereka pada perang Badar. Hingga berkata salah seorang dari budak itu; "Bersama kami ada Nabi yang mengetahui apa yang bakal terjadi besok". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam segera berkata: "Janganlah kamu mengatakan begitu. Tapi cukup katakan apa yang kamu katakan sebelumnya".(HR. Bukhari) Tidak Ingin Dipuji Berlebihan Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata:"Ada beberapa orang memanggil Rasulullah sambil berkata: "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik dan anak orang yang terbaik di antara kami, wahai junjungan kami dan anak dari junjungan kami." Rasulullah segera menyanggah seraya berkata: "Wahai sekalian manusia, katakanlah sewajarnya saja! Jangan sampai kamu digelincirkan setan. Aku adalah Muhammad hamba Allah dan rasul-Nya. Aku tidak sudi kamu angkat di atas kedudukan yang dianugrahkan Allah kepadaku." (HR. An-Nasai) Tidak Ingin Disambut Berdiri Anas bin Malik Radhiallaahu anhu mengungkapkan: "Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasulullah . Walaupun begitu, apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambut beliau. karena mereka mengetahui bahwa beliau tidak menyukai cara seperti itu." (HR. Ahmad) Hamba dan Rasul Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dan tidak lama kemudian datang lagi malaikat. Malaikat Jibril berkata, “Inilah seorang malaikat, di mana sejak dia diciptakan oleh Allah belum pernah turun ke bumi”. Kemudian malaikat tersebut berkata, “Wahai Muhammad, Tuhanmu telah mengutus kepadaku untuk menyampaikan suatu tawaran kepadamu, apakah engkau ingin dijadikan raja ataukah hanya sebagai seorang hamba dan Rasul-Nya”. Maka mendengar hal itu beliau dengan lantang dan kerendahan hati menjawab, “Aku memilih menjadi seorang hamba dan rasul-Nya saja.Dimana suatu hari aku kenyang dan di hari yang lain aku lapar. Di mana bila kenyang aku akan bersyukur dan bila aku lapar, maka aku akan bersabar". (HR. Ibnu Hibban) Hamba Dan Rasul Dari Abu Hurairah dia berkata,”Jibril duduk di dekat Rasulullah. Ketika memandang ke arah langit, ada seorang malaikat yang sedang turun. Jibril berkata,”Itu ada seorang malaikat yang tidak pernah turun semenjak dia diciptakan dan sebelum datangnya hari kiamat.” Ketika malaikat itu benar-benar sudah turun, dia berkata,”Wahai Muhammad, Rabbmu mengutusku untuk menemuimu dan menawarkan pilihan kepadamu, apakah aku akan menjadikan dirimu sebagai raja dan sekaligus nabi, ataukah hamba dan rasul?” Jibril memberikan isyarat,”Tawadhu’lah kepada Rabbmu wahai Muhammad.” Maka beliau bersabda,”Aku memilih menjadi hamba dan rasul.”(HR. Ahmad) Tidak Membedakan Nabi Dengan Yang Lain Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Pada suatu ketika ada seorang Yahudi yang menawarkan barang dagangannya, tetapi ia mendapat penawaran yang tidak disepakatinya {Abdul Aziz merasa ragu; atau yang tidak disukainya}, hingga ia berkata, 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia, tidak boleh kalau penawarannya seperti itu.' Abu Hurairah berkata, "Ternyata ucapan orang Yahudi itu didengar oleh seorang sahabat Anshar. Maka tanpa banyak komentar, ditamparnya muka orang Yahudi tersebut." "Mengapa kamu berani berkata, 'Hujat sahabat Anshar itu, "Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam masih berada di antara kami?" Abu Hurairah berkata, "Akhirnya orang Yahudi itu datang menemui Rasulullah dan berkata, 'Wahai Abu Qasim, saya ini adalah orang kafir dzimmi yang dilindungi dan mempunyai hak, sebagaimana kaum muslimin lainnya. Ketahuilah bahwasanya si fulan telah menampar muka saya.' Lalu Rasulullah memanggil sahabat Anshar itu dan bertanya, "Hai sahabat Anshar, mengapa kamu tampar muka orang Yahudi ini?" Sahabat Anshar pun menjawab, "Ya Rasulullah, saya menampar muka orang Yahudi ini lantaran ia berkata, 'Demi Dzat yang telah mengutamakan Musa dari semua manusia.' Mendengar penjelasan sahabat Anshar itu, maka marahlah Rasulullah dan kemarahannya itu tampak pada raut wajahnya hingga beliau berkata, "Janganlah kamu mengutamakan seorang nabi daripada nabi yang lain. Sesungguhnya, ketika sangkakala mulai ditiup, maka pada saat itu pula semua makhluk yang ada di langit dan di muka bumi akan mati, kecuali makhluk yang dikehendaki Allah untuk tidak mati terlebih dahulu. Setelah itu, sangkakala pun ditiup kembali. Maka aku adalah orang yang pertama kali dibangkitkan {atau: aku termasuk salah seorang makhluk Allah yang pertama kali dibangkitkan} dan ternyata Musa telah tibadi arsy. Sebenarnya saya juga tidak tahu apakah pingsannya Musa pada peristiwa gunung Thur itu sudah dianggap sebagai kematianya ataukah ia dibangkitkan lebih dahulu dariku. Aku sendiri tidak berani mengatakan bahwa ada seorang manusia yang lebih utama dan mulia dari pada Yunus bin Matta As." (HR. Muslim) Ketawadhu’an Rasulullah Dalam Pergaulan Menggembala kambing “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali telah menggembalakan kambing”. Lalu para sahabat beliau bertanya: “Demikian juga engkau?” Beliau menjawab: “Ya, Aku dahulu menggembalakan kambing milik seorang penduduk Mekkah dengan imbalan beberapa qiraath.” (HR. Bukhari-Muslim) Mengangkat Bata Membangun Masjid Dari Abu Hurairah, bahwa orang-orang yang membawa batu bata untuk membangun masjid, dan Rasulullah juga tampak di tengah-tengah mereka. Dia berkata,”Aku menghadap Rasulullah yang pada perut beliau ada sebongkah batu. Kupikir batu bata itu telah merepotkan beliau. Maka aku berkata,”Serahkanlah batu bata itu wahai Rasulullah.” Beliau menjawab,”Ambillah yang lain saja wahai Abu Hurairah. Sesungguhnya tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat.” (HR. Ahmad) Ikut Bekerja Menggali Parit Dari Al Barra` radliallahu 'anhu dia berkata,"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ikut mengangkuti tanah pada perang Khandaq, hingga perutnya penuh debu -atau perutnya berdebu-, beliau bersabda: 'Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka kami tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan melakukan shalat, maka turunkanlah ketenangan kepada kami, serta kokohkan kaki-kaki kami apabila bertemu dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku semena-mena kepada kami, apabila mereka menghendaki fitnah, maka kami menolaknya.' Beliau menyenandungkan itu sambil mengeraskan suaranya." (HR. Bukhari) Tidak menolak undangan Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu dari Rasulullah beliau bersabda: "Andaikata aku diundang makan paha atau kaki binatang, niscaya aku kabulkan undangannya. Andaikata kepadaku hanya dihadiahkan kaki atau paha binatang, tentu akan aku terima hadiah itu." (HR. Al-Bukhari) Dari Anas ra, ia berkata, “Nabi salallahu alaihi wassalam tidak menolak undangan siapapun, meskipun yang dihidangkan kepada beliau itu hanya berupa roti bulgur yang dibumbui dengan minyak atau lemak yang beku”(HR. At Tirmidzi) Dari Anas, bahwa Rasulullah salallahu alaihi wassalam bersabda, “Seandainya aku diberi oleh seseorang (meski hanya) sebuah kaki kambing, aku akan menerimanya atau aku diundang untuk memakannya, maka aku tidak akan menolaknya” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban) Menghadiri Walimah Pelayan Dari Sahl bin Sa’d bahwa Abu Usair as Sa’dy mengundang Nabi untuk menghadiri acara pernikahannya. Istrinya adalah seorang pelayan. Selagi masih dalam suasana pengantin itu, istrinya berkata kepada orang-orang di sekitarnya,”Tahukah kalian apa yang kuhidangkan kepada Rasulullah? Aku menghidangkan buah-buahan yang sudah kurendam selama semalam.” (HR. Ahmad) Menyambut Ja’far Menjadi kebiasaan para sahabat apabila ada seseorang yang baru datang dari perjalanan (Safar) atau sudah lama tidak bertemu. Para Ulama dalam masalah ini berdalil dengan riwayat bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mencium kening Ja‘far bin Abu Thalib dan merangkulnya ketika ia baru datang dari Habasyah. Riwayat tersebut dikeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih. Bahkan Turmidzi meriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata :“Ketika Zaid bin Haritsa datang ke Madinah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam ada di rumahku, kemudian ia datang kepada beliau dan mengetuk pintu. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam berdiri menyambutnya seraya menarik pakaiannya kemudian merangkulnya dan menciumnya.“ (Siroh Al Buthy) Menyambut Orang Anas bin Malik Radhiallaahu anhu yang pernah menjadi pelayan Rasulullah telah mengungkapkan kepada kita beberapa sifat yang agung pada diri beliau. Yang sulit ditemukan pada diri seseorang, bahkan pada diri orang banyak. Rasulullah adalah seorang yang sangat lembut, beliau pasti memperhatikan setiap orang yang bertanya kepadanya, beliau tidak akan berpaling sehingga sipenanyalah yang berpaling. Beliau pasti menyambut setiap orang yang mengulurkan tangannya kepada beliau, beliau tidak akan melepas jabatan tangannya sehingga orang itulah yang melepaskan." (HR. Abu Nu'aim dalam kitab Dalaail) Menghormati Tamu Dari Ibnu Umar, bahwa dia pernah masuk ke rumah Nabi. Beliau menyodorkan bantal kepadaku agar aku duduk di atasnya. Tapi aku enggan, sehingga bantal itu tetap teronggok di antara aku dan beliau. (HR. Ahmad) Membalas Kebaikan Dengan Menyambut Tamu Tatkala ada sebuah delegasi dari pihak Najasi datang, dia sendiri yang melayani mereka, sehingga sahabat-sahabat menegurnya: "Sudah cukup ada yang lain," kata sahabat-sahabatnya itu. "Mereka sangat menghormati sahabat-sahabat kita," katanya. "Saya ingin membalas sendiri kebaikan mereka. (Siroh Muhammad Husain Haikal) Rasulullah Di Rumah Abu Ayyub Abu Bakar bin Abi Syaibah, Ibnu Ishaq dan Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari beberapa sanad dengan lafadzh yang hampir bersamaan, bahwa Abu Ayyub ra berkata ,“ Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tinggal di rumahku, beliau menempati bagian bawah rumah, sementara aku dan Ummu Ayyub di bagian atas. Kemudian aku katakan kepadanya,“ Wahai Nabi Allah, aku tidak suka dan merasa berat tinggal di atas engkau , sementara engkau berada di bawahku. „ Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam menjawab,“ Wahai Abu Ayyub, biarkan kami tinggal di bawah, agar orang yang bersama kami dan orang yang ingin berkunjung kepada kami tidak perlu susah payah.“ Selanjutnya Abu Ayyub menceritakan : Demikianlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tinggal di bagian bawah sementara kami tinggal di bagian atas. Pada suatu hari , gentong kami yang berisi air pecah, maka segeralah aku dan Ummu Ayyub membersihkan air itu dengan selimut kami yang satu-satunya itu, agar air tidak menetes ke bawah yang dapt mengganggu beliau . Setelah itu aku turun kepadanya meminta agar beliau sudi pindah ke atas , sehingga beliau bersedia pindah ke atas. Pada kesempatan lain Abu Ayyub menceritakan : Kami biasa membuatkan makanan malam untuk Nabis aw . Setelah siap makanan itu, kami kirimkan kepada beliau. Jika sisa makanan itu dikembalikan kepada kami, maka aku dan ummu Ayyub berebut pada bekas tangan beliau, dan kami makan bersma sisa makanan itu untuk mendapatkanberkat beliau. Pada suatu malam kami mengantarkan makanan malam yang kami campuri dengan bawang merah dan bawang putih kepada beliau, tetapi ketika makanan itu dikembalikan oelh Rasulullah sw kepada kami, aku tidak melihat adanya bekas tangan yang menyentuhnya. Kemudian dengan rasa cemas aku datang menanyatakan,“Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam , engkau kembalikan makanan malammu , tetapi aku tidak melhat adanya bekas tanganmu. Padahal , setiap kali engkau mengembalikan makanan, aku dan ummu Ayyub selalu berebut pada bekas tanganmu, karena ingin mendapatkan berkat.“ Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam menjawab,“ Aku temui pada makananmu itu bau bawang, padahal aku senantiasa bermunajat kepada Allah. Tetapi untuk kalian makan sajalah.“ Abu Ayyub berkata : Lalu kami memakannya. Setelah itu kami tidak pernah lagi menaruh bawang merah atau bawang putih pada makanan beliau. (Siroh Al Buthy) Membersihkan Ludah Dengan Pelepah Kurma Jabir bin Abdullah berkata kami pernah didatangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam di masjid kami ini dengan membawa pelepah kurma di tangannya. Setelah itu, beliau melihat ludah di kiblat masjid. Lalu beliau membersihkan ludah itu dengan pelepah kurma yang beliau bawa. Kemudian beliau menghadap kepada kami dan bertanya, 'Siapakah di antara kalian yang senang apabila Allah berpaling darinya?''Kami semua terdiam dan tidak berkata sepatah kata pun. Beliau bertanya lagi, 'Siapakah di antara kalian yang senang apabila Allah berpaling darinya?''Kami semua terdiam dan tidak berkata sepatah kata pun. Beliau bertanya lagi, 'Siapakah di antara kalian yang senang apabila Allah berpaling darinya?''Akhirnya kami pun menjawab, Tidak ada seorang pun di antara kami yang senang ya Rasulullah.' Lalu beliau melanjutkan perkataannya, 'Sesungguhnya apabila ada seseorang di antara kamu yang sedang berdiri melaksanakan shalat, maka sebenarnya Allah Subhanahu wa ta'ala berada di hadapannya. Oleh karena itu, janganlah ada seseorang yang sedang shalat itu meludah ke arah depan ataupun ke arah kanan, tetapi meludahlah ke arah kiri di bawah kaki kirinya. Apabila ia terpaksa, karena tergesa-gesa, maka hendaknya meludah dipakaiannya seperti ini {kemudian beliau melipat pakaiannya}.'Rasulullah berkata,"Bawakanlah wangi-wangian untukku"Kemudian seorang pemuda segera berangkat pulang ke rumah dan kembali dengan membawa wewangian. Lalu wangi-wangian tersebut diterima oleh Rasulullah dan diletakkan di ujung pelepah kurma. Setelah itu, beliau oleskan wangi-wangian itu pada bekas ludahnya.Jabir berkata, "Atas dasar itu, maka letakkanlah wangi-wangian di masjid kalian!" (HR. Muslim) Aku yang mencari kayu bakar Dalam suatu perjalanan, Nabi memerintahkan untuk menyembelih seekor kambing, salah satu diantara mereka berkata, “Aku yang menyembelihnya,” yang lain berkata, “Aku yang mengulitinya,” yang lain lagi berkata, “Aku yang memasaknya.” Kemudian Rasulullah berkata, “Aku yang mengumpulkan kayu bakarnya.” Mereka berkata, “Cukuplah kami saja yang mengerjakannya.” Beliau berkata, “Aku tahu, bahwa kalian saja sudah cukup untuk mengerjakannya, akan tetapi aku tidak suka untuk diistimewakan dari kalian semua, karena sesungguhnya Allah tidak suka melihat hambanya diistimewakan dari teman-temannya.” Kemudian beliau berdiri dan mengumpulkan kayu bakar. (Siroh al-Mubarakfuri)

Doa Malam Nifsu syaban

 اَللَٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لَا يُمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ * يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْاِنْعَامِ * لَاۤ اِلٰهَ اِل...