Sabtu, 27 November 2021

Senyum dan Canda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Selalu Berkata Benar Dalam Canda

SENYUM dan CANDA Senyum dan Canda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam Selalu Berkata Benar Dalam Canda Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: "Para sahabat ber-tanya kepada Rasulullah : "Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?" Rasulullah menjawab: "Tentu, hanya saja aku selalu berkata benar." (HR. Ahmad). Tidak Tertawa Terbahak 'Aisyah Radhiallaahu anha : "Belum pernah aku melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan anak lidah beliau. Namun beliau hanya tersenyum." (HR. Muttafaq 'alaih) Dari Abdullah bin Harits bin Jaz'in, ia berkata, "Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tertawa kecuali hanya berupa senyuman."(HR. Tirmidzi) Selalu Tersenyum Qutaibah menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Al Mughirah, dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz'u, ia berkata, "Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam."(HR. Tirmidzi) Jabir bin Abdullah Radhiallaahu anhu mengungkapkan: "Sejak aku masuk Islam, setiap kali Rasulullah berpapasan dengan-ku atau melihatku, beliau pasti tersenyum." (HR. Al-Bukhari) Abdullah bin Al-Harits Radhiallaahu anhu menuturkan: "Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah ." (HR. At-Tirmidzi) Budak Mahal Di Sisi Allah Demikian pula dengan para sahabat Radhiallaahu anhum, salah satu di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: "Ada seorang pria dusun bernama Zahir bin Haram. Rasulullah sangat menyukainya. Hanya saja tampangnya jelek. Pada suatu hari, Rasulullah menemuinya sewaktu ia menjual barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluknya dari belakang sehingga ia tidak dapat melihat beliau. Ia pun berkata: "Lepaskan aku! Siapakah ini?" Setelah menoleh ia pun mengetahui ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah e. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Rasulullah . Rasulullah lantas berkata: "Siapakah yang sudi membeli hamba sahaya ini?" Iapun berkata: "Demi Allah wahai Rasulullah , kalau demikian aku tidak akan laku dijual!" Rasulullah membalas: "Justru engkau di sisi Allah I sangat mahal harganya!" (HR. Ahmad) Ya Allah, Jangan Bercanda Donk! Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah pernah bercerita bahwa seorang hamba yang paling terakhir masuk ke dalam surga adalah hamba yang telah keluar dari neraka dengan merangkak. “Pergilah kamu dari neraka dan masuklah ke dalam surga” Perintah Allah kepada hamba itu. Maka hamba itupun pergi menuju surga. Namun sayangnya, sesampainya di sana, ia mendapati surga telah penuh sesak sehingga ia kembali menghadap Allah. “Ya Allah, bagaimana aku bisa masuk surga? aku lihat surga telah penuh dengan orang” Keluhnya. Mendengar rengekan hamba-Nya, Allah memberikan sebuah penawaran. “Kalau begitu, kembalilah kamu ke syurga dan Aku akan sediakan tempat untukmu seperti dunia dan sepuluh kali lipat sepertinya” Perintah Allah kepad hamba-Nya itu. Namun anehnya, hamba itu bukannya senang tetapi malah kembali mengeluh. “Ya Allah, janganlah Engkau bercanda untuk menghina hamba. Bukankah Engkau adalah Sang Raja?” Kata si hamba itu. Maka kemudian Rasulllah berkata bahwa Allah pun tertawa mendengar perkataan hamba itu. Sementara Rasulullah juga tertawa sampai terlihat gigi geraham beliau seraya menjelaskan bahwa itulah derajat penduduk surga yang paling rendah. (HR. Bukhari dan Muslim) Dipaksa Masuk Syurga Sahal bin Sa’ad As Saidi bercerita bahwa ia pernah melihat Rasulullah ketika sedang menggali parit dalam persiapan perang Khandak. Ketika menemui sebuah batu, beliau mengambil cangkul untuk menggempur batu itu dan setelah batu itu hancur beliau tertawa sehingga membuat sahabat penasaran. “Apa yang membuat Anda tertawa, ya Rasulullah?” Tanya Sahabat. “Aku tertawa karena heran melihat sekelompok orang yang ditarik dengan tali pengikat yang sangat kuat dari arah timur menuju ke surga” Jelas beliau. (HR. Ahmad) Nikmat Telaga Kautsar Anas bin Malik juga bercerita, suatu ketika Rasulullah sedang kumpul-kumpul bersama Sahabat, tiba-tiba beliau terlelap sebentar kemudian terjaga sambil tersenyum sehingga membuat para sahabat bertanya-tanya. “Apa yang membuat Anda tersenyum, ya Rasulullah?” Tanya mereka “Baru saja diturunkan sebuah surah kepadaku yang berbunyi, “Sesunggungguhknya Kami telah memberika kepadamu Al Kautsar. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus” (TQS. Al Kautsar : 1-3)” Jawab Rasulullah yang disambut anggukan para sahabat. “Apakah kalian tahu apa itu Al Kautsar?” Tanya beliau lagi. “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu!” Jawab Sahabat kompak. “Sesungguhnya Al Kautsar itu adalah sebuah sungai yang telah dijanjikan oleh Allah kepadaku, di dalamnya terdapat kenikmatan yang sangat banyak. Al Kautsar itu adalah sebuah telaga tempat para umatku minum di hari kiamat nanti, yang bejana-bejananya adalah sebanyak bilangan binatang. Tetapi ada seseorang dari mereka yang dilarang untuk meminumnya sehingga aku bertanya, “Ya Allah, bukankah dia juga termasuk dari umatku?” Maka Allah menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu” Jelas Rasulullah dengan senyum kasih sayang. (HR. Muslim) Senyum Kagum Dengan Pasukan Layar Abdullah bin Abbas berkata, suatu ketika Rasulullah sedang berada di salah satu rumah istrinya untuk istirahat. Beliau menyandarkan kepala dan kemudian tertidur pulas. Anehnya di tengah-tengah tidur, beliau tiba-tiba tersenyum sehingga membuat istrinya itu heran. “Ya Rasulullah, aku lihat tadi Anda tersenyum ketika sedang tidur, apa yang terjadi?” Tanya istrinya ketika beliau terbangun. “Aku kagum melihat sekelompok umatku yang berlayar di lautan hendak berjuang di jalan Allah telah membuat musuh mereka menjadi ketakutan” Jelas beliau sambil tersenyum kagum dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan mereka. (HR. Ahmad) Sabar dan Syukur Shuhaib ra bercerita bahwa ketika berkumpul bersama para sahabat, tiba-tiba Rasulullah tersenyum sehingga membuat para sahabat heran. “Apakah kalian ingin tahu mengapa aku tertawa?” Tanya Rasulullah “Ya, apakah yang membuat Anda tertawa, ya Rasulullah?” “Aku tersenyum karena kagum melihat sikap orang mukmin. Sesungguhnya semua sikapnya adalah baik. Jika ia mendapatkan sesuatu yang disukainya, ia memuji Allah; dan itulah sikap yang baik baginya. Dan jika ia mendapatkan sesuatu yang tidak disukainya, ia bersabar; dan itulah sikap yang baik baginya. Dan tidak semua orang sikapnya baik kecuali orang mukmin”Jelas Beliau (HR. Ahmad) Tertawa Di Atas Kendaraan Suatu hari Rasulullah bersama Ibnu Abbas berboncengan dalam satu unta. Ketika akan menaiki unta, beliau tiba-tiba bertakbir (Allahu Akbar) tiga kali, bertahmid (Alhamdulillah) tiga kali, bertasbih (Subhanallah) tiga kali dan bertahlil (La illaha ilallah) satu kali kemudian beliau tertawa. “Seseorang yang mengendarai kendaraannya lalu membaca seperti yang aku baca tadi maka Allah pasti akan menghadap kepadanya dan tertawa sebagaimana aku tertawa” Jelas beliau kepada Ibnu Abbas yang tadi merasa heran melihat Rasulullah tertawa. (HR. Ahmad) Tertawa Setelah Berwudhu Utsman bin Affan pernah melihat Rasulullah minta diambilan air wudhu oleh seorang pembantu beliau. Kemudian beliaupun berkumur-kumur, membersihkan hidung kemudian membasuh muka tiga kali, dan pergelangan tangan tiga kali, lalu mengusap kepala dan membasuh kedua kaki, kemudian beliau tertawa. “Apakah kalian ingin tahu mengapa aku tertawa?” Tanya Rasulullah kepada para sahabat yang menyaksikan beliau wudhu tadi. “Tentu, apakah yang membuat Anda tertawa ya Rasulullah?” Tanya Para Sahabat. “Sesungguhnya jika seorang hamba hendak berwudhu lalu ia membasuh mukanya, maka Allah akan menghapuskan segala kesalahan yang pernah diperbuat oleh mukanya. Dan jika ia membasuh kedua tangannya maka demikian pula balasan Allah. Dan jika ia mengusap kepalanya maka demikian pula balasan Allah. Dan jika ia membasuh kedua kakinya maka demikian pula balasan Allah. Karena rahmat Allah itulah aku tersenyum” Jelas Rasulullah yang diikuti anggukan para sahabat. (HR. Ahmad) Syetan Lari Terbirit-Birit Diceritakan oleh Al Abbas bin Mirdas bahwa ketika wukuf di padang Arafah Rasulullah mendoakan seluruh umatnya agar diberikan ampunan dan limpahan rahmat. Allah mengabulkan doa beliau seraya berfirman : “Telah aku kabulkan doamu dan telah Aku ampuni dosa-dosa umatmu, kecuali dosa orang yang berbuat aniaya di antara sesama mereka”. Menerima wahyu seperti itu, beliau kembali bermunajat kepada Allah, “Ya Rabb, sesungguhnya Engkau adalah Maha Kuasa untuk mengampuni dosa orang yang menganiaya dan Maha Kuasa untuk memberi balasan orang yang teraniaya dengan balasan yang lebuih baik dari balasan aniayanya”. Hanya itulah doa yang dipanjatkan Rasulullah ketika sore di padang Arafah. Lalu ketika beliau sampai di Muzdalifah pada keesokan harinya, beliau berdoa lagi untuk umatnya dan tidak lama kemudian beliau tersenyum. “Apa gerangan yang telah membuatmu tersenyum, ya Rasul?”Tanya Sahabat. “Aku tersenyum melihat Iblis si musuh Allah, ketika ia tahu bahwa Allah telah mengabulkan doa-doaku untuk para umatku dan mengampuni dosa orang yang berbuat aniaya, maka ia jatuh tersungkur sambil berkata kepada dirinya sendiri, ‘Celakalah aku, celakalah aku!’, kemudian dia menghamburkan debu ke kepalanya hingga aku tersenyum melihat ketakutannya”Jelas Rasulullah (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) Syetan Muntah Karena Bismillah Umaiyah bin Makhsyi ra mengisahkan, suatu saat Rasulullah pernah duduk-duduk bersama sahabat dalam acara makan bersama. Di tengah pesta makan itu, Rasulullah mengetahui ada seorang sahabat yang makan tanpa mengucapkan basmalah, padahal makanannya hampir habis. Namun ketika hendak memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya, sahabat itu tiba-tiba teringat kalo di awal tadi ia belum membaca basmalah. Maka ia serta merta membaca doa, “Bismillahi fil awwalahu wa akhirahu, dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya”. Melihat hal itu Rasulullah pun kemudian tertawa. “Syetan masih saja ikut makan bersamanya sampai ketika ia menyebut nama allah, maka syetanpun memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya”Jelas beliau kepada hadirin. (HR. Ahmad) Si Unta Pengangkut Buraidah Al Islami mengisahkan bahwa ia pernah ikut bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan. Herannya, setiap kali ada barang bawaan yang tersisa, Rasulullah selalu memerintahkan dia untuk memanggulnya; sampai-sampai beliau memanggilnya dengan sebutan Az Zaamilah alias Unta yang membawa barang-barang. (HR. Al Bazaar) Si Dua Telinga Anas bin Malik pernah dibuat bingung oleh panggilan dari Rasulullah. “Wahai Dzul Udzunain, wahai yang bertelinga dua!” Sapa Rasul. Panggilan itu sempat membuat Anas celingukan karna seolah tidak sadar ia memang memiliki dua telinga. (HR. Ahmad) Si Tukang Sayuran Pedas Anas bin Malik juga bercerita bahwa karena ia sering memanen sayuran yang pedas maka ketika lewat dihadapan Rasulullah beliau pernah memanggilku dengan panggilan yang aneh, “Ya Abu Hamzah (Si Tukang Sayuran pedas)” sehingga membuatku tersipu malu. (HR. Tirmidzi) Si Tukang Kerekan Sahabat Nafi’ bin Harits juga mendapat julukan Abu Bakarah (Si Tukang kerekan) oleh Rasulullah. “Ketika Rasulullah berdakwah di Thaif aku adalah orang pertama yang menghadap beliau. Karena saat itu beliau sangat membutuhkan kerekan untuk menimba, maka aku memberikan kerekan kepada beliau. Dan sejak saat itulah beliau memanggilku dengan sebutan Abu Bakarah” Cerita Nafi’ bin Harits (HR. Hakim) Si Merah Abu Ayyub Al Anshari juga mengatakan bahwa Rasulullah suka memberi julukan kepada seseorang yang berkulit merah dengan sebutan Abul Ward (Si merah). Setiap kali beliau melihat seseorang yang berkulit merah maka beliau akan memanggilnya dengan penuh canda, “Ya Abul Ward”. (HR. Ibnu Sunni) Banjir di kota madinah Dari Anas radliallahu 'anhu berkata;"Penduduk Madinah ditimpa kekeringan pada jaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika beliau sedang menyampaikan khuthbah pada hari (shalat) Jum'at tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berdiri lalu berkata; "Wahai Rasulullah, binatang ternak semua binasa dan kehidupan telah menjadi sulit, maka berdo'alah kepada Allah agar menurunkan air untuk kita!". Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam menengadahkan kedua telapak tangan beliau dan berdo'a. Anas berkata; "Saat itu langit bagaikan kaca yang bening lalu datang angin yang menggiring awan, awan itu berkumpul maka langit pun mengirimkan mulut-mulut geribanya (maksudnya hujan deras). Kami kontan keluar (dari masjid) dan tercebur ke dalam air yang banjir sampai kami tiba di rumah-rumah kami dan hujan masih saja terus mengguyur sampai jumat berikutnya. Lalu laki-laki tersebut atau orang lain berdiri seraya berkata; "Wahai Rasulullah, rumah-rumah telah menjadi rusak (karena banjir), maka berdo'alah kepada Allah agar menghentikan hujan". Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam tersenyum kemudian bersabda: "HAWAALAINAA WALAA 'ALAINAA "Ya Allah, pindahkanlah hujan di sekitar kami dan jangan Engkau jadikan hujan yang membinasakan kami.". Kemudian aku melihat awan berpencar-pencar di sekitar Madinah bagaikan mahkota di kepala (maksudnya awan berpencar mengelilingi kota Madinah):. (HR. Bukhari) Tersenyum Karena Umar Dari Sa'ad bin Abu Waqqash RA, dia berkata, "Pada suatu ketika Umar bin Khaththab pernah meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam untuk bertamu kepada beliau yang saat itu ada beberapa wanita Quraisy yang sedang berbicara dengan beliau secara panjang lebar dan dengan suara yang lantang. Setelah meminta izin untuk masuk, maka kaum wanita itu segera berdiri dan bersembunyi di balik tirai {hijab}. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mempersilahkan Umar masuk sambil terenyum-senyum simpul. Umar berkata, "Semoga Allah selalu membuat engkau berbahagia dengan senyum simpul di bibir ya Rasulullah!" Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam menjawab, "Hai Umar, sebenarnya aku sendiri merasa heran dengan kaum wanita yang berada bersamaku tadi. Karena, ketika mereka mendengar suaramu, maka mereka segera bersembunyi.' Lalu Umar berkata, "Sebenarnya engkaulah yang lebih berhak mereka segani." Kemudian Umar menoleh ke tabir tempat kaum wanita dan berkata, "Hai orang-orang yang menjadi musuhnya sendiri, apakah kalian merasa segan kepadaku tanpa adanya rasa segan kepada Rasulullah?" Kaum wanita Quraisy itu pun menjawab, "Ya, karena engkau lebih keras dari Rasulullah!" Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pun bersabda, "Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh tak ada syetan yang berpapasan denganmu di suatu jalan ya Umar, melainkan syetan tersebut akan berpaling ke jalan lain untuk menghindar dari jalanmu." (HR. Muslim) InsyaAllah besok kita kembali Dari Abdullah bin Umar katanya, ketika Rasulullah mengepung Thaif, dan beliau sama sekali belum memperoleh hasilnya, beliau berujar: "Besok kita insya Allah pulang." Ucapan Nabi ini memberatkan mereka sehingga para sahabat berujar; "Apakah kita akan pulang dan tidak menaklukkannya?" Abdullah bin Umar adakalanya berujar dengan lafadz; "Kita akan pulang." maka Rasulullah berujar: "Teruslah kalian menyongsong peperangan." Para sahabat pun terus berangkat dan mereka peroleh luka-luka. Kata Nabi: "Besok kita insya Allah kita pulang." Ucapan Nabi ini menjadikan para sahabat kagum (sebagai pelipur lara), maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tertawa. Suatu kali Sufyan mengatakan dengan redaksi; "Nabi tersenyum". Kata Abul Abbas, kata Humaidi, Telah menceritakan kepada kami Sufyan semua beritanya.(HR. Bukhari) Tertawa Karena Kentut Abdullah bin Zam'ah telah mengabarkan kepadanyabahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khuthbah lalu menyebutkan Unta yang dan orang yang melukainya (maksudnya dari kaum Tsamud). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Muncul dari kalangan mereka seorang laki-laki terhormat, perangainya jahat dan mempunyai banyak pendukung di kalangannya, laki-laki itu seperti Abu Zum'ah." Kemudian beliau juga menyebut tentang wanita. Beliau bersabda: "APakah layak salah seorang dari kalian memukul isterinya sebagaimana ia memukul seorang budak, namun di akhir petang malah menggaulinya?." Beliau kemudian memberi nasehat kepada mereka terhadap kebiasaan tertawa lantaran kentut. Setelah itu, beliau bersabda: "Kenapa salah seorang dari kalian tertawa terhadap apa yang ia lakukan?" Abu Mu'awiyah berkata; Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Abdullah bin Zam'ah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan bahwa laki-laki Tsamud tersebut seperti Abu Zam'ah paman Az Zubair bin Al 'Awwam. (HR. Bukhari) Senyum Karena Doa Yang Sempit Abu Hurairah berkata;"Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam berdiri untuk shalat dan kami ikut berdiri dengannya, di tengah-tengah shalat ada seorang Badui yang berbicara; 'Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun selain kami! ' Setelah salam, Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam bersabda kepada orang Badui tersebut: 'Engkau telah menyempitkan sesuatu yang luas! ' Maksudnya adalah rahmat Allah." (HR. Bukhari) Senyum Untuk Pasukan Layar Anas bin Malik mengatakan,Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam Pernah menemui Ummu haram binti Milhan yang diperistiri oleh 'Ubadah bin Shamit. Suatu hari beliau shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya, dan Ummu Haram memberinya makanan dan mencari kutu di kepalanya. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertidur, lantas bangun dan tertawa. Kata Ummu Haram; saya bertanya; 'Apa yang menjadikanmu tertawa ya Rasulullah? ' Beliau menjawab: "Sekian orang dari umatku diperlihatkan kepadaku dalam keadaan berperang fii sabiilillah, mereka mengarungi permukaan lautan sebagai raja-raja diatas permadani, -atau dengan redaksi- seperti raja-raja diatas permadani "- Ishaq ragu kepastian redaksinya.- Kata Ummu haram; 'ya Rasulullah, doakanlah aku agar Allah menjadikan diriku diantara mereka? ' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendoakan untuknya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan kepalanya, kemudian bangun dengan tertawa, maka aku(Ummu Haram) bertanya; 'Apa yang menjadikan dirimu tertawa ya Rasulullah? ' Nabi menjawab; "ada beberapa manusia dari kalangan umatku menjadi pejuang fii sabilillah, " dan seterusnya sebagaimana diatas. Ummu Haram berkata; 'ya Rasulullah, doakanlah aku agar Allah menjadikan diriku diantara mereka! ' Nabi bersabda: "engkau termasuk rombongan pejuang yang pertama." Kemudian Ummu Haram mengarungi lautan di zaman pemerintahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, dan hewan tunggangannya terpeleset ketika keluar dari lautan, sehingga Ummu haram meninggal. (HR. Bukhari) Melanggar Dapat Hadiah Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi, lalu berkata, 'Celakalah aku wahai Rasulullah!' lalu beliau bertanya, 'Apa yang membuatmu celaka?' Dia menjawab, 'Aku telah menggauli isteriku (pada siang hari) di bulan Ramadhan.' Rasul bertanya, 'Apakah kamu mempunyai sesuatu yang dapat digunakan untuk membebaskan budak?' Orang itu menjawab, 'Tidak.' Lalu Rasulullah bertanya, 'Apakah kamu sanggup berpuasa dua bulan berturut-turut?" 'Tidak' Jawab lelaki itu. Beliau bertanya lagi, 'Apakah kamu mempunyai sesuatu untuk memberi makan 60 orang miskin?' Dia menjawab, Tidak."' Abu Hurairah berkata, "Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam duduk, dan tiba-tiba beliau dibawakan sekeranjang kurma. Beliau berkata kepada lelaki itu, 'Sedekahlah kurma ini' Lelaki itu menjawab, 'Kepada orang yang lebih miskin dari kami? Di sekitar sini, tidaklah ada orang yang lebih fakir dari keluarga kami.' Beliau tersenyum hingga terlihat gigi surinya dan berkata, 'Pergilah dan beri makan keluargamu dengan kurma itu'(HR. Muslim) Pembunuh Dan Yang Dibunuh Masuk Syurga Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, 'Allah SWT tersenyum kepada dua orang laki-laki, dimana yang satu membunuh temannya yang lain, tetapi keduanya masuk surga."'' Para sahabat heran dan bertanya, 'Bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi ya Rasulullah?' Rasulullah memberi jawaban, 'Seseorang ikut berperang di jalan Allah hingga terbunuh sebagai syahid. Kemudian Allah menerima taubat orang yang membunuh orang yang mati syahid tersebut. Setelah orang itu masuk Islam, maka ia ikut berjuang dan berperang di jalan Allah, hingga ia mati syahid"(HR. Muslim) Anak Unta Dari Anas, bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, bawalah aku!' Nabi berkata, "Kami akan membawamu di atas anak unta. " Lelaki itu berkata, "Apa yang dapat kuperbuat dengan anak unta?" Nabi menjawab, "Bukankah unta besar dilahirkan oleh anak unta (yang sudah besar) ?" (HR. Tirmidzi) Tidak bercanda dengan mengganggu saudara Dari Yazid, bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian mengambil perhiasan saudaranya, baik bercanda atau sungguh-sungguh. " Dalam satu riwayat,"...Bercanda atau sungguh-sungguh. Barangsiapa yang mengambil tongkat saudaranya, hendaknya ia mengembalikannya." (HR. Tirmidzi) Tidak Menakuti-Nakuti Saudara Dari Abdurrahman bin Abu Laila, ia berkata, "Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam menceritakan padaku bahwa ketika mereka sedang berjalan di waktu malam bersama Rasulullah, seorang di antara mereka tertidur. Lalu seorang temannya beranjak dengan membawa tali kemudian menariknya sehingga orang yang tidur itu terkejut. Melihat hal itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, 'Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim lainnya'. " (HR. Abu Daud) Tidak Bercanda Berlebihan Dari Nu’man bin Basyir, dia berkata,”kami beserta Nabi dalam suatu perjalanan. Ada seseorang yang mengantuk di atas punggung hewan tunggangannya.lalu ada orang lain yang mengambil anak panah dari kantongnya secara diam-diam, sehingga orang yang mengantuk itu pun bangun dengan geragapan. Melihat hal itu beliau bersabda,”Tidak diperkenankan bagi seseorang untuk mengagetkan orang muslim.” (HR. Thabrani) Masuk seluruh tubuh Dari Auf bin Malik Al Asyja’y, dia berkata,”Sewaktu perang Tabuk aku menemui Rasulullah, yang saat itu beliau sedang erada di dalam sebuah kemah. Aku mengucapkan salam dan beliau membalasnya. “Masuklah!” sabda beliau. “Apakah aku harus masuk dengan seluruh tubuhku?” “Ya, masuklah dengan seluruh tubuhmu,” sabda beliau. Maka aku pun masuk ke dalam kemah.” (HR. Abu Daud) Senyum Rasulullah Dari sammak bin Harb, dia berkata,”Aku pernah bertanya banyak hal kepada Jabir bin Samurah.di dalam hadits ini dia berkata,”mereka pernah berbincang-bincang, membicarakan satu urusan semasa jahiliyah. Lalu merekapun tertawa, sedangkan Rasulullah hanya tersenyum saja.” (HR.Muslim) Gembira Menyambut Ja’far Ibnu Hisyam berkata : Ketika Ja‘far bin Abu Thalib datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam , ia disambut oleh beliau dengan mencium di antara kedua matanya dan merangkulnya kemudian berkata :“Tak tahulah aku mana yang lebih menggembirakan jatuhnya Khaibar ataukah datangnya Ja‘far?“(Siroh Al Buthy) Senyum Rasulullah Karena Pernyataan Umar dariUmarradliallahu 'anhum, bahwa ia menemui Hafshah dan berkata, "Wahai anakku, janganlah kamu sampai terperdaya. Wanita inilah yang memang membuatnya cinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ta'ajub lantaran kecantikan wajahnya." Maksudnya adalah Aisyah. Lalu aku pun menceritakannya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau pun tersenyum. (HR. Bukhari)

Doa Malam Nifsu syaban

 اَللَٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لَا يُمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ * يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْاِنْعَامِ * لَاۤ اِلٰهَ اِل...