Sabtu, 27 November 2021

Belajar Bahasa yang Fasih sejak Kecil

PECINTA ILMU Belajar Bahasa yang Fasih sejak Kecil Muhammad tinggal pada Keluarga Sa'd sampai mencapai usia lima tahun, menghirup jiwa kebebasan dan kemerdekaan dalam udara sahara yang lepas itu. Dari kabilah ini ia belajar mempergunakan bahasa Arab yang murni, sehingga pernah ia mengatakan kepada teman-temannya kemudian: "Aku yang paling fasih di antara kamu sekalian. Aku dari Quraisy tapi diasuh di tengah-tengah Keluarga Sa'd bin Bakr." Lima tahun masa yang ditempuhnya itu telah memberikan kenangan yang indah sekali dan kekal dalam jiwanya. Demikian juga Ibu Halimah dan keluarganya tempat dia menumpahkan rasa kasih sayang dan hormat selama hidupnya itu. (Siroh Muhammad Husain Haikal) Selamat Datang Untuk Pencari Ilmu Dari Shafwan bin Assal Al Murady, dia berkata,”Aku menemui Nabi selagi beliau berada di masjid sambil berselubung kain berwarna merah. Aku berkata,”Aku datang untuk mencari ilmu.” “Selamat datang kepada pencari ilmu, yang dikelilingi para malaikat dengan kepak sayapnya, kemudian sebagian menunggang sebagian yang lain, hingga mereka tiba di langit dunia, karena kecintaan mereka terhadap apa yang dicarinya.” (HR.Ahmad dan Thabrany) Semoga Engkau Dianugerahi Ilmu Dari Anas bin Malik, dia berkata,”Ada dua orang bersaudara pada zaman Nabi yang seorang aktif bekerja dan yang seorang lainnya selalu mengikuti beliau dan mencari ilmu. Suatu hari orang yang aktif bekerja mengeluh kepada beliau, maka beliau bersabda,”Semoga engkau juga dianugerahi ilmu.” (HR. At Tirmidzi) Mencari Hari Yang Tepat Untuk Belajar Dari Syaqiq Abu Wail, dia berkata, "Abdullah biasanya memberikan nasihat, pelajaran dan pengajian kepada kami setiap hari Kamis. Lalu ada seorang laki-laki berkata kepadanya, "Hai Abu Abdurrahman, sungguh kami senang dengan pengajianmu ini. Oleh karena itu, kami ingin agar kamu memberikan pengajian ini setiap hari." Abdullah berkata, "Sebenarnya, tidak ada yang menghalangi saya untuk memberikan pengajian kepada kalian setiap hari. Akan tetapi, saya khawatir hal itu akan membosankan kalian. Rasulullah sendiri biasanya mencari hari-hari yang tepat untuk menyampaikan mauizhahnya (taklim). Hal itu disebabkan beliau tidak ingin membuat kami bosan." (HR. Muslim) Belajar Dengan Bertanya Dari Abu Rifa’ah, dia berkata,”Aku iba di tempat keberadaan Nabi ketika beliau sedang menyampaikan pidato. Aku bertanya,”Wahai Rasulullah, ada orang asing yang datang untuk menanyakan agamanya, karena dia tahu agamanya itu.” Beliau menerima kedatanganku dan menghentikan pidato. Beliau berjalan mendekatiku, mengambil kursi yang menurut penglihatanky kaki-kakinya terbuat dari besi, beliau duduk di atasnya lalu mengajarkan kepadaku apa yang telah diajarkan Allah. Setelah itu beliau melanjutkan pidatonya hingga selesai.” (HR. Muslim) Menjauhi Perdebatan Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah bin Sa'id Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Humaid, Telah menceritakan kepadaku Anas bin Malik berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Ubadah bin Ash Shamit, bahwaRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk menjelaskan tentang Lailatul Qodar, lalu ada dua orang muslimin saling berdebat. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku datang untuk menjelaskan Lailatul Qodar kepada kalian, namun fulan dan fulan saling berdebat sehingga akhirnya diangkat (lailatul qodar), dan semoga menjadi lebih baik buat kalian, maka itu intailah (lailatul qodar) itu pada hari yang ketujuh, enam dan lima ". (HR. Bukhari) Mencatat Ilmu Yang Didapatkan Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Al Fadll bin Dukain berkata, telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, bahwa suku Khaza'ah telah membunuh seorang laki-laki dari Bani Laits saat hari pembesan Makkah, sebagai balasan terbunuhnya seorang laki-laki dari mereka (suku Laits). Peristiwa itu lalu disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu naik kendaraannya dan berkhutbah:"Sesungguhnya Allah telah membebaskan Makkah dari pembunuhan, atau pasukan gajah." Abu Ubaidullah berkata, "Demikian Abu Nu'aim menyebutkannya, mereka ragu antara 'pembunuhan' dan 'gajah'. Sedangkan yang lain berkata, "Gajah. Lalu Allah memenangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan kaum Mukminin atas mereka. Beliau bersabda: "Ketahuilah tanah Makkah tidaklah halal bagi seorangpun baik sebelumku atau sesudahku, ketahuilah bahwa sesungguhnya ia pernah menjadi halal buatku sesaat di suatu hari. Ketahuilah, dan pada saat ini ia telah menjadi haram; durinya tidak boleh dipotong, pohonnya tidak boleh ditebang, barang temuannya tidak boleh diambil kecuali untuk diumumkan dan dicari pemiliknya. Maka barangsiapa dibunuh, dia akan mendapatkan satu dari dua kebaikan; meminta tebusan atau meminta balasan dari keluarga korban." Lalu datang seorang penduduk Yaman dan berkata,"Wahai Rasulullah, tuliskanlah buatku?" beliau lalu bersabda:"Tuliskanlah untuk Abu fulan." Seorang laki-laki Quraisy lalu berkata,"Kecuali pohon Idzhir wahai Rasulullah, karena pohon itu kami gunakan di rumah kami dan di kuburan kami." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Kecuali pohon Idzhir, kecuali pohon Idzhir." Lalu dikatakan kepada Abu Abdullah,"Apa yang dituliskan untuknya?" Ia menjawab, "Khutbah tadi." (HR. Bukhari) Pembelajaran Dari Malaikat Jibril Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abu Hayyan At Taimi dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah berkata; bahwaNabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril 'Alaihis Salam yang kemudian bertanya: "Apakah iman itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah Islam itu?" Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan". (Jibril 'Alaihis salam) berkata: "Apakah ihsan itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu". (Jibril 'Alaihis salam) berkata lagi: "Kapan terjadinya hari kiamat?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya. Tapi aku akan terangkan tanda-tandanya; (yaitu); jika seorang budak telah melahirkan tuannya, jika para penggembala unta yang berkulit hitam berlomba-lomba membangun gedung-gedung selama lima masa, yang tidak diketahui lamanya kecuali oleh Allah". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca: "Sesungguhnya hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat" (QS. Luqman: 34). Setelah itu Jibril 'Alaihis salam pergi, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; "hadapkan dia ke sini." Tetapi para sahabat tidak melihat sesuatupun, maka Nabi bersabda; "Dia adalah Malaikat Jibril datang kepada manusia untuk mengajarkan agama mereka." Abu Abdullah berkata: "Semua hal yang diterangkan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dijadikan sebagai iman. (HR. Bukhari) Belajar Bersama Istri Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam berkata, telah mengabarkan kepada kami Nafi' bin Umar berkata, telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Mulaikah bahwaAisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah mendengar sesuatu yang tidak dia mengerti kecuali menanyakannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampai dia mengerti, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Siapa yang dihisab berarti dia disiksa" Aisyah berkata: maka aku bertanya kepada Nabi: "Bukankah Allah Ta'ala berfirman: "Kelak dia akan dihisab dengan hisab yang ringan" Aisyah berkata: Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang dimaksud itu adalah pemaparan (amalan). Akan tetapi barangsiapa yang didebat hisabnya pasti celaka".(HR. Bukhari) Tebusan Perang Dengan baca Tulis Mengingat putusan sudah mantap untuk mengambil tebusan dari tawanan Badar, maka beliau mengambil tebusan tersebut dari mereka. Tebusan itu senilai 1000 dirham, 3000 dirham hingga 4000 dirham. Penduduk Mekah mayoritasnya bisa baca-tulis sedangkan penduduk Madinah tidak demikian, maka siapa saja yang tidak mampu membayar tebusan, maka diserahkan kepadanya 10 orang anak-anak Madinah agar dia mengajari mereka baca tulis dan bila mereka sudah pandai, maka itulah tebusannya. (Sirah Shafiyyurahman Al Mubarakfury)

Doa Malam Nifsu syaban

 اَللَٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لَا يُمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ * يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْاِنْعَامِ * لَاۤ اِلٰهَ اِل...